• Breaking News

    Hantu Semu Radikalisme Indonesia

    Ketika ada sebuah negara yang punya banyak suku, macam agama, dan mungkin posisinya yang strategis, tapi narasi lingkaran penguasa, disambung media pro rezimnya, melulu meributkan radikalisme; hantu semu yang jadi angin segar pihak group siluman dari "Corporated Warriors" yang umumnya selalu ada di wilayah konflik.

    Lucunya lagi, ingin undang investor, bangun industri pariwisata, tapi lingkaran penguasa malah mengadu domba anak bangsa dgn menuding sesama anak bangsa dengan tuduhan; radikal, anti-bhineka. Ibarat menciptakan anti virus, yg padahal virus, membersihkan kotoran dengan air kencing

    Ditambah lingkarang penguasa; yang memelihara pengidap islamophobia malu-malu kucing; kata "kafir" yang pdhl terminologi agama, diskusi perkara sejarah "khilafah", sensitif dengan "syariah", padahal "liberalis, sosialis, marxisme" melenggang jadi bahan diskusi. Tolol paripurna

    Menciptakan hantu radikalisme, yang disematkan pada mayoritas agama sama saja memantik perpecahan. Lantas jika ledakan sosial itu muncul, siapa yang disalahkan? Ini mayoritas, pak, bu, om, tante, opung. Persatuan juga semu.

    Apalagi, kalangan plagiat pemikiran orientalis barat, dari mulai Transjakarta belum ada, sampai ada MRT, melulu belum berdamai dengan tafsirnya sendiri. Hal sensitif mereka usung; baik politik, sampai istilah cingkrang, onta, bahkan nama ke-arab"an juga dibuat pusing.

    Setelah "fabrikasi radikalisme dan islamophobia gagal" di eropa dan amerika, bahkan jadi blunder karena islam semakin pesat. Jika ada rejeki; mampirlah ke moskow atau lihatlah di you tube saat idul fitri; saksikan gelegar takbir di bumi bekas komunis. Islam menjadi daya tarik, menjadi kebutuhan ruh.

    Kalau saja anda pernah melihat dengan mata kepala anda sendiri! Usus terburai, luka leher menganga, korban perkosaan dan jasad muslimah yang tadinya berhijab dipasung dengan kawat ditelanjangi, niscaya anda akan Berhati-hati, dan menerima perbedaan di bumi yang tengah damai.

    Industri radikalisme dan islomophobia di barat perlahan selesai. Silahkan dicoba, anda hujat, anda caci, muslimah berhijab, bercadar, di london, berlin, moskow, dan den haag, anda akan dapat bonus yang lumayan. Di permalukan masyarakat modern, yang belum tentu dia muslim.

    Jangan ciptakan hantu semu radikalisme, persatuan juga semu. Jadilah liberal yang kaffah, bukan celup. Jadilah feminis yang kaffah, bukan situasional. Kalau tidak bisa, maka cukup jadi "penjilat rezim" tanpa bumbu narasi hantu semu, bernama radikalisme.

    Untuk jiwa-jiwa yang belum selesai dengan tafsirnya sendiri. Saya rasa, petikan ceramah Tuan Guru Abdul Somad, layak diamalkan. Berpegang pada Mahzab dan juga ulama yg lurus.

    Bukan berfantasi liar hingga menganggap agamanya sendiri macam monster. Selesaikan egomu.

    No comments