Ini Rahasia untuk Mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019
Ini Rahasia untuk Mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019* By Asyari Usman
Kalau gegap gempita kampanye Prabowo-Sandi diterjemahkan ke pilpres 2019, tidak disangsikan lagi Jokowi akan selesai. Di mana-mana Prabowo-Sandi datang menemui rakyat, suasananya selalu meriah. Dan natural. Rakyat tumpah-ruah ke pasar, pesantren, auditorium, masjid, tanah lapang, di jalan-jalan, dlsb, untuk menyambut mereka. Tanpa rekayasa.
Para diplomat asing di Jakarta, kata seorang aktivis yang banyak bergaul dengan mereka, berpendapat Jokowi tinggal menunggu hari H pilpres saja. “Dia sudah selesai,” ujar seorang mantan aktivis mahasiswa pada 1970-an menirukan perkiraan para diplomat itu.
Tapi, masih mungkinkah Jokowi menang?
Tergantung strategi mereka. Jokowi masih bisa menang kalau dia mau melakukan tindakan yang akan saya uraikan pada akhir tulisan ini.
Namun, kalau cara kerja Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowo-Ma’ruf Amin (Ko-Ruf) tetap seperti sekaramg, berat bagi Jokowi untuk menang. Kecil kemungkinannya. Kecuali mereka telah menyiapkan skenario pencurangan. Itu lain lagi.
Saya ’gregetan’ rasanya. Tak sabar untuk membeberkan rahasia mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019.
Kalau strategi mereka masih terfokus pada upaya menjelek-jelekkan pribadi Prabowo, termasuk soal pelanggaran HAM di masa lalu, rakyat sudah tidak perduli lagi. Misalnya Cawapres Ma’ruf menyindir bahwa Jokowi tak pernah menculik dan membunuh orang. Cara ini malah mengundang simpati rakyat untuk Prabowo-Sandi. Sebab, isu ini sudah bolak-balik digoreng. Rakyat bosan. Intinya, tak mempan.
Tapi, sangat mengherankan mengapa TKN Ko-Ruf dan para menteri senior Jokowi, termasuk Wiranto, masih terus memainkan ini. Konyol sekali. Ridiculous. Atau ‘stupid’, kalau mau dinaikkan setingkat lagi.
Terus, mereka munculkan soal sholat Prabowo. Tentang keislamannya. TKN Ko-Ruf sibuk menyebarkan fitnah tentang sholat Prabowo. Ada yang mengatakan dia tak bisa menjadi imam sholat, tak bisa membaca al-Quranlah, dlsb. Kemudian ada wacana tes membaca Quran.
Rakyat tak tertarik sedikit pun. Sebab, rakyat telah mendengarkan langsung pengakuan jujur dari Prabowo bahwa dia masih punya banyak kekurangan soal penerapan Islam. Prabowo tidak berpura-pura bisa menjadi imam sholat seperti dipamerkan oleh Jokowi. Rakyat menghargai kejujuran Prabowo. Sebaliknya, rakyat ‘eneg’ melihat pamer foto Jokowi sholat di mana-mana.
Apa lagi? Soal keluarga yang utuh. Semua orang tahu Prabowo bercerai dari Titiek Soeharto. TKN Ko-Ruf memainkan aspek ini. Tetap tak jalan. Jokowi buat sesi foto keluarga. Untuk menunjukkan bahwa Jokowi adalah “man of family”. TKN Ko-Ruf mengharapkan simpati rakyat. Tak mempan juga. Rakyat sudah tahu dan paham soal keluarga Prabowo. Dimainkan bagaimana pun juga, tak akan berdampak terhadap keinginan rakyat untuk mengganti Jokowi.
Tapi, bisa dipahami. TKN Ko-Ruf tak punya cara lain. Menyerang aspek pribadi Prabowo-Sandi merupakan satu-satunya strategi yang tersisa. Bicara ekonomi, sangat rentan. Soal janji-janji kampanye, belepotan. Soal kedaulatan, tak bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, rakyat tidak goyang lagi siapa pilihan mereka. Karena rakyat paham bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Visioner. Tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat Indonesia jaya dan berwibawa. Bagi rakyat, Prabowo-lah orangnya.
Rakyat tak sudi presidennya ‘petugas partai’. Apa lagi boneka. Rakyat tak rela melihat Indonesia yang begini besar dikelola oleh ‘puppet government’ (pemerintah boneka).
Rakyat sangat tak suka melihat presiden yang dikendalikan oleh LBP, AMH, Bu MS, BG, SP, dll. Rakyat melihat kehancuran Indonesia di tangan para pengendali itu. Presiden seperti ini bukan membuat Indonesia lebih baik, melainkan bakal morat-marit. Para pengendali itu semua punya kepentingan pribadi masing-masing.
Dari barat ke timur, rakyat merasa khawatir terhadap cara Jokowi mengelola pemerintahan. Khawatir terhadap kebijakan Jokowi yang memberikan keistimewaan kepada investasi RRC. Mereka dibolehkan membawa tenaga kerja sendiri. Rakyat cemas melihat setiap hari di berbagai bandara, orang-orang yang berpenampilan rakyat RRC bisa masuk dengan mudah ke Indonesia. Rakyat merasa terancam karena mereka melihat Jokowi seperti menjual negara ini kepada orang asing, khususnya kepada RRC.
Rakyat paham kelakuan orang-orang yang mengendalikan Jokowi. Itulah sebabnya rakyat serentak menunjukkan perlawanan pada masa kampanye ini. Ke mana saja Prabowo-Sandi datang, massa rakyat selalu tumpah-ruah. Mereka datang sukarela. Bersusah payah.
Berbeda dengan kampanye Jokowi yang kosong melompong. Orang digiring untuk hadir. Masyarakat tidak antusias dengan Jokowi.
Jadi, kalau dilihat dari kampanye Prabowo-Sandi yang selalu membludak dan sebaliknya kampanye Ko-Ruf yang selalu kosong, seharusnya Erick Thohir (ketua TKN Ko-Ruf) sudah paham bahwa Jokowi akan kalah.
Nah, apa yang harus dilakukan oleh Jokowi dan TKN-nya supaya tidak kalah? Masih mungkinkah Jokowi menang?
Di bagian awal tadi saya katakan ada satu rahasia untuk mengalahkan Prabowo. Mudah sekali. Tidak ruwet. Simple saja. Asalkan Jokowi dan TKN-nya rela melakukan ini.
Kata teman-teman saya, Prabowo itu paling tak tega menolak permintaan orang. Manfaatkan saja celah ini. Caranya? Jokowi bersama-sama Moeldoko, Megawati, Luhut, Hendro, Budi, Paloh, Erick Thohir, dll, datang ke kediaman Prabowo. Katakan kepada Prabowo agar mau memberikan kemenangan untuk Jokowi.
Minta tolonglah kepada Prabowo agar menyelamatkan muka Jokowi di pilpres 2019. Saya rasa, wallahu a’lam, bisa jadi Prabowo bersedia membantu. Sebab, beliau tak akan tega melihat Jokowi dan orang-orangnya dipermalukan oleh rakyat. Hanya saja, Prabowo akan menghadapi kesulitan untuk membujuk rakyat agar memilih Jokowi. Yang ini rasanya tak mungkin sama sekali. Tapi, tak salah cara ini dicoba. Siapa tahu!
Itu saja. Tidak ada yang berat. Cuma memang memalukan. Tapi, yang penting ‘kan Jokowi bisa menjadi presiden dua periode.
(Penulis adalah wartawan senior)
Para diplomat asing di Jakarta, kata seorang aktivis yang banyak bergaul dengan mereka, berpendapat Jokowi tinggal menunggu hari H pilpres saja. “Dia sudah selesai,” ujar seorang mantan aktivis mahasiswa pada 1970-an menirukan perkiraan para diplomat itu.
Tapi, masih mungkinkah Jokowi menang?
Tergantung strategi mereka. Jokowi masih bisa menang kalau dia mau melakukan tindakan yang akan saya uraikan pada akhir tulisan ini.
Namun, kalau cara kerja Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowo-Ma’ruf Amin (Ko-Ruf) tetap seperti sekaramg, berat bagi Jokowi untuk menang. Kecil kemungkinannya. Kecuali mereka telah menyiapkan skenario pencurangan. Itu lain lagi.
Saya ’gregetan’ rasanya. Tak sabar untuk membeberkan rahasia mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019.
Kalau strategi mereka masih terfokus pada upaya menjelek-jelekkan pribadi Prabowo, termasuk soal pelanggaran HAM di masa lalu, rakyat sudah tidak perduli lagi. Misalnya Cawapres Ma’ruf menyindir bahwa Jokowi tak pernah menculik dan membunuh orang. Cara ini malah mengundang simpati rakyat untuk Prabowo-Sandi. Sebab, isu ini sudah bolak-balik digoreng. Rakyat bosan. Intinya, tak mempan.
Tapi, sangat mengherankan mengapa TKN Ko-Ruf dan para menteri senior Jokowi, termasuk Wiranto, masih terus memainkan ini. Konyol sekali. Ridiculous. Atau ‘stupid’, kalau mau dinaikkan setingkat lagi.
Terus, mereka munculkan soal sholat Prabowo. Tentang keislamannya. TKN Ko-Ruf sibuk menyebarkan fitnah tentang sholat Prabowo. Ada yang mengatakan dia tak bisa menjadi imam sholat, tak bisa membaca al-Quranlah, dlsb. Kemudian ada wacana tes membaca Quran.
Rakyat tak tertarik sedikit pun. Sebab, rakyat telah mendengarkan langsung pengakuan jujur dari Prabowo bahwa dia masih punya banyak kekurangan soal penerapan Islam. Prabowo tidak berpura-pura bisa menjadi imam sholat seperti dipamerkan oleh Jokowi. Rakyat menghargai kejujuran Prabowo. Sebaliknya, rakyat ‘eneg’ melihat pamer foto Jokowi sholat di mana-mana.
Apa lagi? Soal keluarga yang utuh. Semua orang tahu Prabowo bercerai dari Titiek Soeharto. TKN Ko-Ruf memainkan aspek ini. Tetap tak jalan. Jokowi buat sesi foto keluarga. Untuk menunjukkan bahwa Jokowi adalah “man of family”. TKN Ko-Ruf mengharapkan simpati rakyat. Tak mempan juga. Rakyat sudah tahu dan paham soal keluarga Prabowo. Dimainkan bagaimana pun juga, tak akan berdampak terhadap keinginan rakyat untuk mengganti Jokowi.
Tapi, bisa dipahami. TKN Ko-Ruf tak punya cara lain. Menyerang aspek pribadi Prabowo-Sandi merupakan satu-satunya strategi yang tersisa. Bicara ekonomi, sangat rentan. Soal janji-janji kampanye, belepotan. Soal kedaulatan, tak bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, rakyat tidak goyang lagi siapa pilihan mereka. Karena rakyat paham bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Visioner. Tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat Indonesia jaya dan berwibawa. Bagi rakyat, Prabowo-lah orangnya.
Rakyat tak sudi presidennya ‘petugas partai’. Apa lagi boneka. Rakyat tak rela melihat Indonesia yang begini besar dikelola oleh ‘puppet government’ (pemerintah boneka).
Rakyat sangat tak suka melihat presiden yang dikendalikan oleh LBP, AMH, Bu MS, BG, SP, dll. Rakyat melihat kehancuran Indonesia di tangan para pengendali itu. Presiden seperti ini bukan membuat Indonesia lebih baik, melainkan bakal morat-marit. Para pengendali itu semua punya kepentingan pribadi masing-masing.
Dari barat ke timur, rakyat merasa khawatir terhadap cara Jokowi mengelola pemerintahan. Khawatir terhadap kebijakan Jokowi yang memberikan keistimewaan kepada investasi RRC. Mereka dibolehkan membawa tenaga kerja sendiri. Rakyat cemas melihat setiap hari di berbagai bandara, orang-orang yang berpenampilan rakyat RRC bisa masuk dengan mudah ke Indonesia. Rakyat merasa terancam karena mereka melihat Jokowi seperti menjual negara ini kepada orang asing, khususnya kepada RRC.
Rakyat paham kelakuan orang-orang yang mengendalikan Jokowi. Itulah sebabnya rakyat serentak menunjukkan perlawanan pada masa kampanye ini. Ke mana saja Prabowo-Sandi datang, massa rakyat selalu tumpah-ruah. Mereka datang sukarela. Bersusah payah.
Berbeda dengan kampanye Jokowi yang kosong melompong. Orang digiring untuk hadir. Masyarakat tidak antusias dengan Jokowi.
Jadi, kalau dilihat dari kampanye Prabowo-Sandi yang selalu membludak dan sebaliknya kampanye Ko-Ruf yang selalu kosong, seharusnya Erick Thohir (ketua TKN Ko-Ruf) sudah paham bahwa Jokowi akan kalah.
Nah, apa yang harus dilakukan oleh Jokowi dan TKN-nya supaya tidak kalah? Masih mungkinkah Jokowi menang?
Di bagian awal tadi saya katakan ada satu rahasia untuk mengalahkan Prabowo. Mudah sekali. Tidak ruwet. Simple saja. Asalkan Jokowi dan TKN-nya rela melakukan ini.
Kata teman-teman saya, Prabowo itu paling tak tega menolak permintaan orang. Manfaatkan saja celah ini. Caranya? Jokowi bersama-sama Moeldoko, Megawati, Luhut, Hendro, Budi, Paloh, Erick Thohir, dll, datang ke kediaman Prabowo. Katakan kepada Prabowo agar mau memberikan kemenangan untuk Jokowi.
Minta tolonglah kepada Prabowo agar menyelamatkan muka Jokowi di pilpres 2019. Saya rasa, wallahu a’lam, bisa jadi Prabowo bersedia membantu. Sebab, beliau tak akan tega melihat Jokowi dan orang-orangnya dipermalukan oleh rakyat. Hanya saja, Prabowo akan menghadapi kesulitan untuk membujuk rakyat agar memilih Jokowi. Yang ini rasanya tak mungkin sama sekali. Tapi, tak salah cara ini dicoba. Siapa tahu!
Itu saja. Tidak ada yang berat. Cuma memang memalukan. Tapi, yang penting ‘kan Jokowi bisa menjadi presiden dua periode.
(Penulis adalah wartawan senior)
No comments